KOTABARU, faktakalsel.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Kotabaru menggelar Rapat Evaluasi Program Peningkatan Kualitas Keluarga Daerah (PK2D) dengan lokus Desa Sampanahan, Kecamatan Sampanahan, Selasa (28/10/2025), di Ruang Rapat Manuntung Lantai III Sekretariat Daerah Kotabaru.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian evaluasi tahunan pelaksanaan Program PK2D yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga melalui kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, desa, dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas PPPAPPKB Kotabaru, Ir. Sri Sulistiyani, M.PH, menyampaikan bahwa evaluasi ini merupakan tahap kedua di tahun 2025, yang juga menjadi sarana pembinaan bagi desa lokus.
“Ini merupakan evaluasi kita yang kedua di tahun 2025. Sebenarnya, periode ini sudah merupakan evaluasi final oleh tim provinsi, namun karena ada perubahan mekanisme, kegiatan tahun ini bersifat pembinaan sampai akhir tahun,” ujar Sri Sulistiyani.
Ia menambahkan, evaluasi mandiri dilakukan untuk meninjau sejauh mana pelaksanaan program lintas sektor telah berjalan sesuai rencana, sekaligus menjadi bahan laporan ke Tim PK2D Provinsi Kalimantan Selatan.
“Semoga di tahun 2026 nanti, program yang belum terealisasi karena kendala anggaran atau faktor lain dapat segera ditindaklanjuti. Hasil pembinaan tahun ini juga menjadi dasar perencanaan dan penganggaran kegiatan tahun berikutnya,” tambahnya.
Menurutnya, tim provinsi dijadwalkan akan melakukan evaluasi akhir pada April 2026, dan diharapkan hasil pendampingan di Desa Sampanahan dapat menunjukkan kemajuan signifikan hingga mencapai kategori utama seperti empat desa sebelumnya di Kotabaru yang telah mendapat penghargaan tingkat provinsi.
Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Jurainah, SE, MM, yang hadir mewakili Sekretaris Daerah Kotabaru, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan keluarga sebagai fondasi pembangunan manusia.
“Pemerintah berkomitmen memperkuat ketahanan keluarga melalui peningkatan kesehatan, pendidikan, ekonomi keluarga, penguatan karakter, serta perlindungan anak. Namun keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan,” ujarnya.
Jurainah juga mengapresiasi kontribusi lintas perangkat daerah yang telah melakukan berbagai program strategis seperti pelatihan ketahanan keluarga, pemberdayaan perempuan, bantuan sosial, dan kegiatan literasi masyarakat.
“Seluruh program ini diharapkan memberikan dampak nyata bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya di Desa Sampanahan,” tuturnya.
Dalam laporan evaluasi yang dipaparkan oleh tim DP3APPKB, Desa Sampanahan menunjukkan peningkatan di sejumlah indikator ketahanan keluarga, meskipun masih ada beberapa aspek yang perlu diperkuat.
Dari lima dimensi dan 29 indikator penilaian, diketahui:
- Kualitas ketahanan fisik menjadi yang tertinggi dengan skor 89,87%;
- Legalitas dan struktur keluarga sebesar 75,83%;
- Sementara ketahanan ekonomi, sosial psikologis, dan sosial budaya masih di bawah 75%.
Aspek yang masih perlu ditingkatkan mencakup pendampingan anak dalam penggunaan media digital, peningkatan ekonomi keluarga, dan penguatan kegiatan sosial budaya di tingkat desa.
“Nilai rata-rata indeks ketahanan keluarga di Desa Sampanahan berada pada kisaran 70-an. Target kita ke depan adalah bisa menembus di atas 80 agar masuk kategori utama,” jelas Sri Sulistiyani.
Kepala Desa Sampanahan, Wahid Rifani, menyampaikan apresiasi terhadap dukungan berbagai instansi dan berharap agar pembinaan dari tim kabupaten lebih terjadwal dan berkelanjutan.
“Selama ini kegiatan pembinaan dari kabupaten sangat membantu, terutama dalam administrasi dan kegiatan PKK. Kami berharap ke depan pembinaan bisa lebih fokus per Pokja, agar hasilnya lebih maksimal,” ujarnya.
Wahid juga menyoroti pentingnya komunikasi antarsektor agar program yang direncanakan tidak tumpang tindih dan tepat sasaran.
“Kalau dinas ingin membantu desa, sampaikan lebih awal agar kami bisa menyiapkan data dan sasaran kegiatan. Dengan koordinasi yang baik, hasilnya pasti lebih optimal,” tambahnya.
Ia mencontohkan sejumlah dukungan yang sudah diterima desa, seperti bantuan sarana rumah sehat dari Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, serta bibit ikan dari Dinas Perikanan, yang menurutnya perlu ditingkatkan dalam kualitas dan pendampingan.
Melalui rapat evaluasi tersebut, seluruh peserta — termasuk unsur Forum PK2D Kabupaten Kotabaru, Camat Sampanahan, TP PKK Kabupaten dan Kecamatan, serta perwakilan lintas SKPD — menyepakati pentingnya tindak lanjut bersama terhadap indikator-indikator yang masih lemah.
Sri Sulistiyani menegaskan bahwa keberlanjutan program tidak berhenti pada penilaian semata, melainkan berfokus pada perubahan nyata di masyarakat.
“Harapan kami, desa lokus seperti Sampanahan tidak hanya bersinar saat penilaian, tetapi juga terus melaksanakan kegiatan intervensi lintas sektor secara berkelanjutan untuk mewujudkan keluarga yang tangguh, sehat, dan sejahtera,” pungkasnya. (Sal)










