
Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Tim Penetapan Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit menggelar Rapat Koordinasi Tata Kelola Sawit Berkelanjutan sekaligus Rapat Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit periode Mei 2025.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan strategis, antara lain perwakilan dinas teknis dari kabupaten sentra sawit, perusahaan perkebunan kelapa sawit, koperasi, petani plasma, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Selatan, serta tim teknis penetapan harga dari Disbunnak Kalsel.
Rapat dibuka oleh Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi, yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas strategis yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Kalimantan Selatan, baik dari sisi penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan petani, maupun peranannya dalam mendukung ketahanan energi nasional.
“Penetapan harga TBS bukan hanya soal angka, tetapi juga mencerminkan keberpihakan terhadap keberlanjutan industri sawit. Di era transisi menuju energi baru terbarukan, kelapa sawit memiliki potensi besar sebagai pengganti energi fosil seperti batu bara. Oleh karena itu, tata kelolanya harus dilakukan secara serius, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Suparmi di Banjarbaru, Senin (19/5/2025).
Ia juga menegaskan pentingnya forum ini sebagai wadah komunikasi dan kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan dari hulu hingga hilir dalam rantai nilai kelapa sawit. Forum ini diharapkan dapat mendorong kesepahaman dan sinergi dalam menghadapi berbagai tantangan industri sawit ke depan.
Setelah sesi koordinasi, kegiatan dilanjutkan dengan rapat penetapan harga TBS untuk periode Mei 2025. Berdasarkan hasil evaluasi, terjadi dinamika pada beberapa indikator harga, antara lain Harga Crude Palm Oil (CPO) turun sebesar 4,11 persen, dari Rp14.784,73 menjadi Rp14.177,17 per kilogram, Harga inti sawit naik 6,22 persen menjadi Rp12.166,44 per kilogram dan Indeks K mengalami kenaikan 0,32 persen menjadi 91,93.
Penurunan harga CPO menyebabkan rata-rata harga TBS pada Mei 2025 mengalami penurunan sebesar 2,52 persen. Harga tertinggi tercatat pada usia tanaman 10–20 tahun sebesar Rp3.404,07, sedangkan harga terendah berada pada usia tanaman 30 tahun sebesar Rp2.514,91. MC Kalsel/scw
sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id