


Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (Dispar Kalsel) menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang Analisa Pasar Pariwisata Kalsel. Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisis kondisi pasar pariwisata di Kalimantan Selatan serta mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi industri pariwisata di daerah tersebut.
FGD ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha pariwisata, Dinas Pariwisata dari 13 kabupaten/kota, dan kalangan akademisi. Para peserta mendiskusikan kondisi pasar pariwisata Kalsel saat ini, termasuk analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi sektor pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kalsel, Muhammad Syarifuddin, mengatakan bahwa FGD ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Kalsel, terutama setelah Bandara Internasional Syamsudin Noor kembali beroperasi dengan status internasional.
“Saat ini pariwisata kita sudah mulai ramai. Karena itu, kita perlu melakukan analisa pasar untuk memudahkan penyusunan program pengembangan yang sesuai dengan kondisi pangsa pasar. Apalagi, bandara kita sudah kembali berstatus internasional,” ujar Syarifuddin di Banjarmasin, Selasa (1/7/2025).
Ia menambahkan bahwa analisa pasar ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar destinasi wisata serta pelaku ekonomi kreatif untuk mendukung peningkatan kesejahteraan mereka.
“Dengan data hasil analisis pasar ini, kita dapat menyelenggarakan event-event yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan di daerah, sekaligus melibatkan masyarakat sekitar destinasi wisata dan pelaku ekonomi kreatif,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Penyebaran Informasi Dispar Kalsel, Rezeki Amelia, menyebutkan bahwa hasil dari analisa ini akan menjadi acuan untuk merumuskan langkah-langkah perbaikan dalam pengembangan pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif di Kalimantan Selatan.
“Dengan adanya analisa pasar ini, kita bisa menyusun agenda promosi ke depan. Strategi yang kita buat nanti akan lebih tepat sasaran karena sesuai dengan kondisi pasar pariwisata kita saat ini,” tuturnya.
Rezeki juga menjelaskan bahwa tren pasar pariwisata Kalsel saat ini sudah mulai berkembang tidak hanya pada sektor passion dan kriya, tetapi juga merambah ke sektor kuliner.
“Sekarang wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga tertarik mencicipi kuliner khas daerah,” ungkap Rezeki.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Akademi Pariwisata Nasional (Akparnas) Kalsel selaku Ketua Tim Analisa Pasar Pariwisata Kalsel, Dewi Setiawati, mengungkapkan bahwa pariwisata di Kalsel masih belum sepopuler daerah lain karena masih terdapat banyak aspek yang perlu dibenahi oleh pengelola dan pemerintah daerah.
“Kita memiliki sumber daya alam yang bagus, tetapi kualitas SDM-nya masih perlu ditingkatkan. Melalui FGD ini, kita ingin memetakan kondisi objek wisata unggulan di kabupaten/kota agar bisa dikembangkan lebih baik lagi,” jelas Dewi.
Ia juga menekankan bahwa masih banyak pengelola objek wisata di Kalsel yang belum menerapkan pola 4A+1P (Atraksi, Aksesibilitas, Akomodasi, Amenitas, dan Promosi).
“Lewat FGD ini, kita ingin menggali bagaimana penerapan pola 4A+1P di kabupaten/kota dan mengidentifikasi kendala yang mereka hadapi dalam penerapannya,” pungkas Dewi. MC Kalsel/Jml
sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id