Berita Daerah

Kalsel Gaungkan Gerakan Selamatkan Pangan Lewat Sosialisasi Food Loss and Waste

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan terus berkomitmen menekan angka pemborosan makanan. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah menggelar Pertemuan Sosialisasi Food Loss and Waste atau yang lebih dikenal sebagai Gerakan Selamatkan Pangan, yang berlangsung selama dua hari di Banjarmasin.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Saptono, yang mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel, Syamsir Rahman. 

Dalam sambutannya, Saptono menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun sinergi antara pemerintah provinsi dan 13 kabupaten/kota se-Kalsel dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengurangi sampah makanan.

“Walaupun produksi pangan kita cukup, pemborosan bisa mengancam ketahanan pangan jangka panjang. Bahkan, satu butir nasi yang tersisa jika dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia bisa menghasilkan limbah hingga 4 ton per hari,” tegas Saptono di Banjaemasin, Kamis (19/6/2025).

Saptono juga menyoroti fakta bahwa Indonesia merupakan negara kedua penyumbang sampah makanan terbanyak di dunia setelah Arab Saudi. Provinsi Kalimantan Selatan pun tak luput dari penyumbang angka tersebut. Hal ini menjadi panggilan bagi seluruh elemen masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola makanan.

Oleh karena itu, Pemprov Kalsel sejak tahun lalu telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Bupati/Walikota, SKPD, hingga institusi terkait, untuk mendukung Gerakan Selamatkan Pangan. 

Selain itu, mereka juga telah menjalin koordinasi dengan sejumlah hotel dan retail besar di Kalsel guna menyalurkan makanan layak konsumsi yang tidak layak jual kepada panti asuhan dan masyarakat miskin.

“Kami juga turun langsung ke lapangan, ke hotel-hotel dan ritel untuk mendorong donasi makanan berlebih yang masih layak konsumsi. Ini sangat membantu masyarakat yang membutuhkan,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan meski regulasi khusus terkait pengelolaan sisa makanan belum tersedia, Pemprov Kalsel terus belajar dari provinsi lain seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah yang telah sukses menerapkan sistem manajemen pangan berlebih secara terstruktur.

Ke depan, Pemprov berencana menyusun regulasi yang akan memperketat pengelolaan makanan di hotel dan retail, serta memberikan peringatan bagi yang tidak mengindahkan upaya pengurangan food waste.

“Kami berharap gerakan ini tidak hanya berhenti di tataran program, tetapi benar-benar menjadi budaya di tengah masyarakat. Dari rumah, sekolah, hingga sektor usaha, mari selamatkan pangan untuk masa depan yang berkelanjutan,” tutup Saptono. MC Kalsel/tgh

sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id

Related Posts

1 of 37